Aceh






Bali






Read the rest of this entry »

Pariaman Laweh

Luhak Agam – Maninjau dan Bukittinggi

Luhak Tanah Datar – Nagari Andaleh dan Batusangkar

Luhak Lima Puluh Koto – Lembah Harau dan Payakumbuh

Solok dan Singkarak

Sawahlunto

 

Image

Kalau anda sering memperhatikan, dalam dua tahun belakangan ini semakin banyak wajah-wajah bangsa asing yang berkeliaran di Indonesia, khususnya di seputaran Jabodetabek. Dari cara berpakaiannya tampak jelas mereka bukan turis. Mereka berpakaian ala karyawan kantor di Indonesia. Sebagian masih membiasakan diri memakai jas, namun sebagian besar telah menyesuaikan diri dengan kemeja lengan pendek tipis, tanpa dasi dan berbusana batik pada hari-hari tertentu.

Mereka pun naik busway, kopaja, ojek bahkan kadangkala angkot sekelas mikrolet. Mereka pun makan ditempat orang Indonesia makan, bukan di restoran sebagaimana layaknya ekspatriat. Sejauh yang mereka mampu mereka menyesuaikan diri dengan kaum pekerja lain yang mencari makan di Jakarta. Tidak alergi dengan macet, hujan, becek dan segala macam kesemrawutan ala Jakarta lainnya.

Pada akhir pekan mereka semakin mudah ditemukan di pusat-pusat perbelanjaan, bersama keluarga mereka. Bukan hanya di mall-mall pusat kota namun dapat dengan mudah ditemukan di Cibubur, Bekasi, Karawaci bahkan Bogor dan Depok. Mereka datang dari berbagai ras dan penjuru dunia. Yang tampak sangat signifikan peningkatannya adalah orang India, kemudian ras Kaukasia dengan beragam macam bahasa. Tidak sedikit pula orang Timur Tengah yang doyan pergi ke Bioskop dan Mall-mall, dari yang kemungkinan berasal dari negara Arab Teluk dengan kebiasaan bercadar dan berbelanja secara berombongan dengan pakaian hitam-hitam, sampai yang kemungkinan berasal dari negara Arab Levant (Syria, Lebanon) yang lebih terbuka, mereka biasanya berbicara dengan volume agak keras dan berpakaian ala bule, laki-laki dan perempuan.

Beberapa bangsa keturunan Afrika pun semakin mudah ditemui sekarang di kawasan perkantoran. Kalau dulu memang mereka rata-rata terkonsentrasi di Tanah Abang, berniaga pakaian dan garmen serta sesekali narkoba, kebanyakan dari negara-negara Afrika Barat semacam Ghana dan Nigeria. Sebagian mereka ada juga yang berprofesi pemain bola impor yang dengan mudah terlihat di Senayan. Namun orang kulit hitam di kawasan perkantoran ini lebih berciri African American, terlihat dari logat bahasa Inggris yang digunakan dan selera berpakaian.

Kalau kita lebih jeli lagi, kita bisa mendengarkan bermacam-macam bahasa sekarang ketika berpapasan dengan sekelompok orang kulit putih, atau secara tak sengaja mendengar mereka sedang menelepon. Bahasa Italia dan Spanyol kerap terdengar, serta beberapa bahasa yang tidak begitu saya kenali, mungkin saja Russia, Turki atau Yunani. Sedangkan bangsa-bangsa Asia Timur mungkin kita tidak begitu menyadari tingkat keasingannya karena ciri mereka yang hampir sama dengan saudara-saudara kita etnik Tionghoa Indonesia. Sesekali mungkin kita bisa identifikasi bahwa mereka ternyata orang Jepang atau Korea. Perlu diketahui orang Korea masih merupakan bangsa asing dengan populasi terbanyak di Indonesia, bisa dibuktikan dengan banyaknya restoran komunitas milik mereka.

Fenomena apakah sebenarnya ini? Apakah semakin memburuknya kondisi ekonomi di Benua Eropa telah meningkatkan aliran pekerja asing ke Indonesia? Orang-orang asing ini sekarang ada dimana-mana, hampir di setiap gedung perkantoran dengan bermacam-macam bidang industri. Jikalau dahulu mungkin hanya di sektor telekomunikasi dan manufaktur, sekarang bidang perbankan, marketing, media, pendidikan, perdagangan dan lain sebagainya telah dimasuki oleh mereka.

1131122p

Mungkin kita boleh bangga atas diliriknya Indonesia khususnya Jakarta sebagai kota ekonomi dunia yang cukup ramah dan aman bagi para ekspatriat. Namun sedikit banyaknya tentu kita khawatir pula akan berkurangnya lapangan pekerjaan bagi anak bangsa sendiri. Saat ini sebenarnya tidak ada perbedaan skill yang cukup signifikan antara orang asing dan orang Indonesia. Masalah penguasaan bahasa Inggris yang pada beberapa dekade yang lalu menjadi pengganjal bagi orang Indonesia, sekarang sudah tidak menjadi kendala lagi. Generasi kelahiran 1990an dan 1980an akhir sangat fasih berbahasa Inggris. Saat ini mereka sedang mengantri memasuki dunia kerja baik di pasar domestik maupun internasional. Inilah bonus demografi yang saat ini dimiliki Indonesia yang seharusnya dapat dikapitalisasi untuk mempercepat kemajuan bangsa.

Namun mampukah mereka bersaing dengan para ekspatriat yang semakin membanjiri pasar kerja dalam negeri. Bagaimana cara yang baik dan elegan untuk menyikapi hal ini? Saya tunggu komentar, saran dan cerita anda.

 

Salam Damai Indonesia.

mass

Bagi sebagian orang Indonesia, kelas-kelas motivasi yang marak diselenggarakan akhir-akhir ini menjadi sebuah pemuas dahaga akan mimpi dan ambisi. Kelas-kelas ini begitu bertaburan dimana-mana, bagaikan cendawan di musim hujan. Berbagai tema untuk meraih KESUKSESAN ditwarkan dengan berbagai rasa dan varian. Tentu saja yang paling laris adalah tema-tema seputar kesejahteraan finansial, kemapanan tanpa modal, kemampuan manajerial dan tidak ketinggalan kesalehan emosional dan spiritual.

Paket-paket yang ditawarkan dari kelas-kelas motivasi yang kurikulumnya tidak bisa diintip ini dipercaya menjadi anak tangga dalam menggapai kesuksesan. Kesuksesan itu dipercaya telah amat dekat, bahkan tak jauh didepan mata, sedekat teriakan Selamat Pagi hingga Salam Zuppperr.

Konsumen kelas-kelas motivasi menjadi semakin percaya bahwa kesuksesan telah di depan mata dengan melihat langsung figur sang motivator. Beberapa dari mereka mungkin bermimpi pula menjadi motivator suatu saat nanti. Motivator adalah simbol manusia paripurna yang sukses secara multidimensi, yang sabdanya layak diikuti bahkan dengan mengeluarkan sejumlah uang yang disebut investasi.

Mengapa motivator semakin sukses dan sukses (baca: semakin kaya)? Tidak terpikirkah dari mana sumber kekayaan mereka yang mereka pamerkan kepada anda sebagai inspirasi itu. Jawabnya tentu sangat sederhana. Andalah yang menjadi sumber kesuksesan mereka. Andalah sesungguhnya yang menjadi angsa-angsa emas yang telurnya mereka pungut.

Tidak percaya? Mari saya berikan sebuah ilustrasi nyata.

Bayangkan seorang motivator membuka sebuah kelas pelatihan holistik (katakanlah begitu namanya). Paket pelatihan ini akan mereka tawarkan dengan harga 20 juta dimana didalamnya terdapat sebuah jenjang program yang terdiri dari 2x ceramah, 2x coaching dan 1x business gathering. Kegiatan ini akan diselesaikan dalam waktu 2 tahun dimana jadwalnya akan ditentukan sendiri oleh lembaga kepunyaan motivator.

Biaya 20 juta ini wajib disetorkan didepan dengan alasan untuk komitmen belajar, dan ditambah dengan iming-iming uang investasi akan dikembalikan 100% pada akhir pelatihan, dengan kondisi tertentu misalnya prestasi terbaik. Pada kenyataannya ada juga biaya pelatihan yang tidak dikembalikan 100%.

Kemanakah uang 20 juta per peserta ini perginya? Dengan cerdiknya sang motivator memutarkan uang ini pada berbagai instrumen keuangan, baik yang beresiko rendah maupun beresiko tinggi. Salah satu contoh penggunaan uang yang termasuk beresiko rendah ini adalah dengan mengikuti program jual beli emas batangan yang diselenggarakan sebuah agen internasional. Sebut saja GT**

Biaya pelatihan yang dikumpulkan dari peserta ini akan mereka jadikan modal penyertaan untuk membeli emas batangan dari PT. Antam lewat agen ini. Sang agen akan membeli emas dengan harga normal namun karena kepiawaiannya dalam memproses emas batangan menjadi perhiasan, agen mengaku bisa meningkatkan harga emas per kilogram dari 540 juta  menjadi 700 juta. Selain itu agen juga mengaku bahwa mereka memperoleh keuntungan dari selisih harga emas regional dan karena membeli langsung dari pabrik dengan diskon 20%. Efisiensi yang mereka lakukan dalam proses distribusi emas perhiasan ke konsumen juga menambah pundi-pundi keuntungan mereka, ditambah lagi selisih keuntungan yang diperoleh dari penjualan emas yang sebenarnya sudah mereka timbun sejak 5 tahun yang lalu.

Dengan skema ini si agen berani memberikan pengembalian bonus berupa cash back sebanyak 2% sampai 5% perbulan kepada pemodal mereka dalam hal ini para motivator dan lembaga training center mereka. Setelah satu tahun modal yang disetorkan motivator akan dikembalikan (tergantung perjanjian awalnya).

Bayangkan berapa modal yang diraup oleh sebuah lembaga training dari penyelenggaraan kelas-kelas motivasi semacam ini. Pantaslah mereka semakin sukses dan semakin kaya. Uang mengalir masuk tanpa henti dan berkembang biak dengan investasi yang mereka lakukan.

 Tentunya tidak semua lembaga training memiliki modus pembiayaan seperti ini, namun dengan skema keuntungan yang ditawarkan pedagang emas tadi, motivator mana yang tidak tergiur?

September 14, 2011 pukul 11:41 am saya menerima sebuah SMS dari funzone. Sadar bahwa ini adalah SMS dari content provider dan tidak berminat untuk registrasi content apapun, saya langsung menghapus SMS ini setelah membukanya. Saya ingat betul tidak mengklik apapun atau menelusuri link yang ada dalam SMS ini jika ada.

Ajaibnya, hanya dengan melakukan hal tersebut pulsa saya ternyata telah berkurang sebanyak Rp 3.300,-. Saya segera menghubungi Call Center Indosat di nomor 100 dengan biaya Rp 400,-/panggilan untuk menelusuri jenis transaksi apa yang baru terjadi.

Menurut petugas Call Center Indosat, saya baru saja menerima content dari layanan 9192 (Funzone) pada September 14, 2011 pukul 11:41 am. Content/SMS yang diterima ini dapat dihentikan dengan perintah:

STOP kirim ke 9192 (biaya RP 550,-)

Ketika saya menanyakan kapan saya melakukan registrasi untuk layanan ini, petugas Call Center menjelaskan bahwa itu diluar pengawasan Indosat. Hal yang sangat sulit diterima akal sehat ketika Indosat punya data transaksi terakhir namun tidak punya data kapan pelanggannya registrasi untuk sebuah layanan yang berjalan di atas jaringannya.

Petugas Call Center Indosat juga berteori bahwa kemungkinan registrasi terjadi pada saat:

  • Mengakses layanan waptrick via GPRS (saya tidak pernah melakukannya)
  • Nomor handphone saya dimasukkan seseorang pada sebuah layanan web dan dianggap langsung sebagai registrasi (agak menyeramkan juga jika hal ini benar-benar terjadi, bayangkan: fitur ini bisa menjadi sarana keisengan seseorang)

Akhirnya saya berkesimpulan (setelah dirugikan Rp 3.850,-) bahwa Indosat pasti tahu soal layanan 9192 ini dan para petugas Call Center sudah ditraining untuk pura-pura tidak tahu proses registrasinya. Mereka cuma akan “berbaik hati” memberi tahu cara UNREG dari  9192.

Anda masih percaya bahwa ada operator yang tidak tahu menahu tentang layanan content provider yang malang melintang di jaringan mereka?

Peringatan

Berdasarkan postingan kaskus di bawah ini ada beberapa kasus yang mungkin terjadi:

  1. Layanan sejenis juga datang dari nomor 9551 (layanan Bola)
  2. Kasus ini hanya terjadi pada operator Indosat
  3. Perintah UNREG sering tidak sukses
  4. Perintah yang dikonfirmasi sukses adalah UNREG FUN atau  STOP, kirim ke 9192
  5. Ada kemungkinan SMS Funzone 9192 datang kembali secara periodik dan anda harus mengulangi step UNREG FUN atau STOP kembali, yang artinya secara periodik ada kemungkinan anda harus kehilangan pulsa lagi sebesar Rp 3.850, –
  6. Anda dapat melaporkan ketidaknyamanan anda ke pengaduan@brti.or.id (Layanan Pengaduan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia)

Silahkan dibaca juga postingan Kaskus di bawah ini:

http://www.kaskus.us/showthread.php?p=296922785

http://archive.kaskus.us/thread/3062901/120

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5633255

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4648393&page=5

Jangan buru-buru terkejut dan gembira jika minggu-minggu ini Anda melihat gencarnya iklan BCA yang menawarkan bunga KPR 7.5 % fixed untuk masa kredit 1 dan 2 tahun. Iklan ini memang menggiurkan, bagaimana tidak. Coba Anda hitung menggunakan Kalkulator BCA di alamat bawah ini:

http://www.klikbca.com/individual/kredit/kredit.html?t=1&j=1

Pokok kredit sebanyak 80 juta sebagai contoh, jika dicicil selama 2 tahun BCA hanya hanya akan mengambil untung 6,4 juta saja. Menarik bukan?

Namun kenyataannya tidak sesederhana itu. Dalam setiap promosi menggiurkan selalu ada faktor “bintang kecil” nya alias syarat dan ketentuan. Berikut ini adalah syarat dan ketentuan tersebut supaya Anda bisa cepat-cepat menyesali rasa kaget dan gembira itu:

  1. BCA tidak menerima take over KPR untuk skenario apapun. So buang jauh-jauh pikiran Anda untuk mengoper sisa kredit di bank lain ke BCA sehingga bisa menghemat bunga yang harusnya dibayarkan ke bank lama.
  2. Bunga 7.5% ini hanya berlaku untuk plafond kredit minimal 250 juta.
  3. Anda harus sudah menjadi nasabah BCA selama minimal 5 tahun.

Jadi kalau Anda tidak termasuk kategori salah satu atau ketiga syarat di atas, buang jauh-jauh mimpi Anda untuk menikmati bunga bombastis ini.

BCA ini bank kaya, dia tidak butuh uang apalagi nasabah miskin macam Anda 🙂

Masih bimbang bagaimana caranya bisa segera lepas dari jerat utang KPR (khususnya konvensional)? Di bawah ini akan saya sajikan beberapa alternatif yang bisa membuat Anda berhemat sampai 64% dari Total Bunga dan 33% lebih cepat dari jadwal yang seharusnya.

Kita akan menggunakan kombinasi dari 4 fitur di bawah ini dalam rangka mewujudkan tujuan di atas:

  1. Tabungan Tetap
  2. Angsuran Ekstra Berkala
  3. Take Over ke Bank Syariah
  4. Pelunasan Dipercepat

Kunci dari cara cepat melunasi KPR adalah poin pertama, yaitu “Tabungan Tetap”. Metode pelunasan yang akan saya paparkan sebenarnya adalah standard yaitu mengurangi pokok kredit sehingga berimplikasi pada porsi bunga yang harus kita bayarkan tiap bulan. Ingat pada KPR Bank Konvensional (khususnya BTN) berlaku sistem Anuitas dimana konsepnya adalah cicilan anda akan tetap selama masa kredit (jika tidak terjadi kenaikan tingkat suku bunga kredit). Di dalam cicilan tetap itu terkandung 2 komponen yaitu pokok dan bunga.

Pada tahun-tahun pertama bank akan mengambil porsi bunga yang sangat besar. Contoh jika anda mengajukan kredit sebesar 136.500.000 dengan tingkat suku bunga 12% maka pada tahun pertama ini bank berhak memperoleh bunga sebesar 12% x 136.500.000 = 16.380.000!

Perhatikan ilustrasi berikut: Read the rest of this entry »

Translate to

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 77 other subscribers

Categories

RSS Kompasiana Fadz

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

Visitor Locations

MARAWA

Blog Stats

  • 339,210 hits