Sabtu akhir pekan kemarin saya menyempatkan diri berbelanja di Carrefour MT Haryono. Carrefour ini seperti dilokasi-lokasi lain juga mengusung konsep pasar serba ada dimana jika orang mengajukan pertanyaan “Ada Apa Aja?” pastilah jawabannya “Apa Aja Ada”. Begitulah sampai langkah kaki saya menyeret saya ke sayap timur pasar serba ada ini.

Sayap timur didominasi aneka makanan dan masakan siap saji dan siap bawa. Berbagai jenis penganan, kue basah tradisional, kue basah modern, bahan baku masakan, bahan mentah seperti ikan segar, kodok segar, buah dan juga lauk pauk disajikan secara terbuka dalam nampan-nampan lebar. Khusus untuk lauk pauk ini saya sempat menaruh perhatian. Melihat ragam jenisnya dan harganya yang tidak terlalu mahal, ingin rasanya membawa pulang barang satu dua macam, mengingat menu makan saya sebagai anak kost cenderung monoton.

carrefour-buffet.jpg

Namun cara penyajiannya yang bertipe prasmanan layaknya buffet menyurutkan langkah saya. Apalagi setelah saya perhatikan ruangan tempat lauk pauk itu disajikan sangat terbuka, dengan ratusan manusia berseliweran setiap saatnya. Tidak jauh darisana aneka bahan mentah seperti ikan segar, ikan asin, hewan laut dan bahan-bahan lain juga bersemayam. Walaupun jarang terlihat ada lalat, namun saya meragukan ke-hygienisan masakan-masakan yang ditaruh di nampan-nampan lebar itu. Apalagi para calon pembeli (dan atau pengunjung yang sekedar ingin tahu) dapat dengan leluasa mengobok obok masakan itu (dan juga kue-kue basah).

Saya berpikir, sudah berapa lamakah makanan-makanan itu berada disana. Apakah dari pagi sampai malam ia tergeletak saja disana. Lalu jikalau tidak habis pada hari itu, kemanakah makanan-makanan itu disalurkan. Apakah dijual lagi esok hari, apakah dibuang, ataukah disalurkan kepada catering atau rumah makan. Ahh, saya tidak mau melanjutkan angan-angan saya lagi. Saya segera angkat kaki darisana.